Daerah  

Musik Daul Semarakkan Hari Jadi Pamekasan ke-495, Disdikbud Matangkan Persiapan Pengajuan WBTB 2026

Pembukaan Festival Musik Daul di Monumen Arek Lancor, Rabu (29/10/2025) malam.

RETORIK.ID, Pamekasan – Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Jadi (Harjad) ke-495 Kabupaten Pamekasan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar Festival Musik Daul di Monumen Arek Lancor, Rabu (29/10/2025) malam.

Kegiatan ini menjadi ajang pelestarian budaya khususnya menumbuh kembangkan kekayaan musik tradisional daul, yang telah menjadi identitas kebanggaan masyarakat Pamekasan.

Festival ini diikuti peserta dari Kecamatan Pamekasan, Proppo, Palengaan, dan Pademawu, serta didukung oleh berbagai pihak.

Kepala Disdikbud Pamekasan, Mohammad Alwi menyampaikan, kegiatan ini digelar untuk mengangkat serta menyalurkan potensi seni tradisional. Ia menegaskan bahwa even seperti ini penting untuk menjaga semangat berkesenian para pelaku budaya.

Alwi mengungkapkan, bahwa Disdikbud menargetkan pengajuan musik daul sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada tahun 2026 mendatang. Diketahui sebelumnya, pada 10 Oktober 2025, Disdikbud Pamekasan telah sukses mengantarkan Tari Rondhing dan Wayang Kulit Madura ditetapkan sebagai WBTB.

“Selain untuk merayakan Hari Jadi Pamekasan, kegiatan festival ini juga merupakan rangkaian mematangkan persiapan kami untuk mengajukan musik daul menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2026,” ungkap Alwi.

Di tempat yang sama, Bupati Pamekasan, Kholilurrahman, mengatakan bahwa festival dan pertunjukan musik daul mampu mendorong keramaian yang memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Selain menjadi ajang pelestarian budaya tradisional, kegiatan ini juga diharapkan menjadi pemicu dan pemacu perekonomian masyarakat utamanya pegiat UMKM. Semoga kegiatan ini mampu menginspirasi masyarakat dan pegiat seni lainnya agar supaya menjadikan seni sebagai bagian penting dalam kehidupan,” ujar Bupati dalam sambutannya.

Bupati berharap, musik daul tidak lagi menggunakan jalan raya sebagai area penampilan dan pertunjukannya, tetapi tampil di tengah pusat-pusat perputaran ekonomi seperti di area Food Colony, Eks Stasiun PJKA, Sae Rassah, serta di berbagai tempat wisata.

“Saya harap musik daul nantinya bisa tampil secara mandiri dan terjadwal dengan baik di pusat-pusat ekonomi masyarakat, seperti di Food Colony, Eks Stasiun PJKA, Sae Rassah, dan tempat-tempat wisata yang ada. Sehingga, mampu memberikan hiburan kepada masyarakat secara utuh tanpa harus memanfaatkan jalan raya,” pungkasnya.