RETORIK.ID, Jombang – Ganjar Milenial Center (GMC) Kota Jombang gelar dialog interaktif Pendidikan Politik Kaum Milenial bertema “Pentingnya Informasi Pengetahuan Pendidikan Politik Bagi Kaum Milenial” di Kopi Lawas pada Selasa (14/03/2023).
Muhammad Ishomuddin Haidar tokoh milenial selalu pemantik Pendidikan politik kaum Milenial menyampaikan “pesta demokrasi 5 tahun yang akan datang baik buruknya ditentukan oleh kualitas demokrasinya besok, hal ini milenial dapat berperan dalam berpolitik. Yang dicatat dalam sejarah anak muda tidak hanya jadi suporter atau objek politik namun bagaimana kaum Milenial dapat menjalankan peran politik dengan optimal,” tuturnya.
d
Menelaah kutipan Pramoedya Ananta Toer “satu hal yang harus dimiliki anak muda adalah keberanian” soal keberanian, anak muda identik dengan keberanian artinya anak milenial harus berani mengambil resiko dan menentukan pilihan yang konsisten. Hal ini memang tidak mudah persepsi anak muda dari isu-isu politik terlebih saat ini anak-anak muda bukan lagi waktunya berada di zona nyaman namun berani bertindak.
“Kaum milenial mencari seorang pemimpin visioner, integritiy, dan eksprerience. Melihat saat ini anak muda yang didentik dengan generasi instan, terbuka, pemilik keputusan,” tambahan Haidar.
Menurut Zakiy Yahya selaku Ketua Ganjar Milenial Center Jombang “Potensi pesta demokrasi 2024 diduduki kaum milenial 52,60% peran anak muda untuk menentukan pilihan dan optimis mengubah masa depan bangsa. Melihat dari peluang besar untuk anak muda untuk terjun di bidang politik,”
Sementara perwakilan koordinator wilayah Ganjar milenial center Jawa Timur saudara farhat menyampaikan bahwa “Ayah Ganjar Pranowo merupakan sosok yang paling potensial dan terbilang muda, Ayah Ganjar Pranowo ini sosok pemimpin yang work it dan potensial dalam memimpin bangsa berbekal pengetahuan dan pengalaman dan yang penting Ayah Ganjar Pranowo masih muda”.
Menurut Fahmi “politik usaha untuk menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, lihatlah apa yg disampaikan jangan lihat siapa yang menyampaikan. Kaum milenial harus bisa memantau, siapa yg dapat memimpin negara yang lebih maju. Peran di politik sebagai pengendali, kita sebagai milenial dapat mengendalikan suksesnya pesta demokrasi 2024, dan kita harus bisa memantau kebijakan-kebijakan mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak terealisasi”, tuturnya dengan jelas.
Sebagai penutup stigma politik dianggap kotor hal ini karena dampak branding media sosial, media hari ini branding pelaku politik itulah yang menyebabkan kotor. Jika kita sebagai pelaku politik.
“Acara seperti ini menjadi melek politik dikalangan mata kita, acara yang bagus sebelum kita pesta demokrasi”, tutur Nafa peserta Pendidikan Politik Kaum Milenial. Antusias peserta sangat tinggi sehingga dapat berdiskusi dengan lancar, pendidikan politik ini menjadi ruang dialektika politik pada kaum milenial.