Malaikat
Seperti bising,
Dia selalu menggangguku dengan nyaring
Lewat notif notif diaplikasi jejaring
Mengatakan rindu, kangen, dan sayangnya dengan sering
Menemaniku disetiap jarum jam berkeliling
Kau,,,
Kau menjamu tak ubah malaikat dipelipisku
Lewat tangan tangan Tuhan kau menopangku
Menengadah setiap tetes air mata yang jatuh dari batin ini
Hingga tak ada sesak dari dada hingga rongga
Kau malaikat bukan?
Lantas bagaimana engkau pulang
Jika sayap sayapmu kau biarkan terbang
Menemaniku bukan keputusan yang baik
Aku cengeng dan kerap kali mengompol
Mengotori hati dan harimu yang manis seperti manggis
Tak ada aku sediakan rumah untuk mu menetap
Jika mau di relungku kau bisa tinggal tetap
Kemarilah
Atur waktu seumur hidup dengan ku
Biar berhenti aku berdoa
Biar berhenti aku meminta
Setelah amin kuselesaikan di kamu.
Kamu
Waktu menunjukkan seperempat dari sekian perih
Menyibak angunanmu dari terik terik matahari
Hari ini tak ubahnya kabar duka
Menutup doa dari sekian kian semoga
Kau dan surga menjadi sama sama jauh
Sama sama semakin sulit dimiliki
Entah dengan doa atau tasbih aku menjemputmu
Atau bahkan dengan dosa dan luka aku mengakhirinya
Kalimat ini aku peruntukkan untuk mu
Biar ku berteriak dalam diam
Di saat rinduku telah benar menghitam
Terhalangi jarak ruang dan keadaan
Cikal bakal amukan asa
Seanterokan tangis
Terselubung jauh anganku bersamamu
Ku ukir pelangi meski hujan larut tak hampir bumi
Ada mimpi di balik semua kisah
Ada harap dijelas tulis tak terkanvas
Pahami detik yang tak akan kembali
Hanya aku, ya aku diantara ribuan sahabatmu yang tak pernah mampu membahagiakanmu membaca watakmuu pun aku tak terlalu berbakat.
Maafkan aku, duhai kamu.