RETORIK.ID, Pamekasan – Pemkab Pamekasan bersama Matching Fund (Kedaireka) Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengadakan Festival Ternak Sapi Madura dan Kambing Peranakan Etawa (PE) di Lapangan UPTD Kecamatan Waru, Rabu (9/11).
Acara itu merupakan rangkaian Hari Jadi (Harjad) Kabupaten Pamekasan sekaligus launching Sistem Informasi Recording Sapi Madura (Sirosida) serta pembagian surat keterangan layak bibit (SKLB) kepada peternak layak bibit.
Selain kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pamekasan (mewakili bupati), acara itu dihadiri kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, kepala UPT Pembibitan Kabupaten Pamekasan, dekan Fakultas Pertanian (mewakili rektor UTM) beserta dosen, Forkopimka Waru, kepala desa di Pakong, Pasean, Batumarmar, dan Waru. Juga, paguyuban ternak sapi Madura, mahasiswa magang dari Program Studi Agribisnis UTM serta tim buser.
Selama ini, kawasan utara Madura dikenal sebagai pusat pembibitan sapi Madura. Juga, potensial menjadi kawasan wisata budaya sapi seperti tacce’ dan sape sono’. Festival Ternak Sapi Madura dan Kambing PE tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas ternak sapi yang layak untuk dilakukan pembibitan.
Andrie Kisroh Sunyigono, Ph.D selaku ketua Program Hibah Matching Fund dari Kemendikbudristek menuturkan, aplikasi Sirosida merupakan sistem informasi pencatatan sapi Madura. Aplikasi recording itu dikembangkan tim IT Matching Fund Prodi Agribisnis UTM untuk membantu pembuatan database sapi Madura. Juga, mempermudah penerbitan SKLB bagi peternak yang pada akhirnya akan menghasilkan database sapi Madura yang akurat dan dinamis.
”Sebelum di-launching, diadakan workshop dan pelatihan Sirosida maupun SKLB online kepada peternak. Terdapat 93 ekor ternak (terdiri atas 55 ekor sapi dan 38 ekor kambing PE) milik peternak di Papabaru (Pakong, Pasean, Batumarmar dan Waru) yang mendapatkan SKLB,” katanya.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pamekasan sekaligus panitia penyelenggara Kontes Festival Sapi Madura dan Kambing PE Ach. Hermanto Wahyudi, S.Sos mengatakan, kegiatan tersebut sebetulnya direncanakan tiga bulan lalu. Namun, baru bisa diselenggarakan pada Rabu (9/11). Event tersebut merupakan salah satu rangkaian Harjad Pamekasan yang bertujuan mengembangkan sektor peternakan melalui ketahanan pangan dan pertanian.
”Acara ini juga bertujua membangun komunikasi yang efektif antar OPD dalam menyosialisasikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat peternak. Juga, memberikan motivasi serta apresiasi kepada peternak serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” ulasnya.
Dijelaskan, dalamkegiatan tersebut, institusinya memberikan SKLB kepada peternak yang hewan ternaknya dinyatakan lulus seleksi dan ditetapkan sebagai ternak bibit sapi Madura. Selanjutnya, peternak tersebut akan didampingi oleh tim buser dalam mengembangkan pembibitan sapi madura dengan moto Tim Busser Melesat, Siap Cegah PMK, Mitra Peternak Sejahtera,” ungkapnya.
Kontes Festival Sapi Madura dan Kambing PE dibuka oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang dalam hal ini diwakili Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kusairi, S.E., M.M. Saat sambutan, Kusairi menyampaikan bahwa bagi para peternak dengan tingkat usia menengah ke atas, diharapkan memiliki sapi ternak yang unggul. Institusinya akan memberikan pendampingan. ”Sehingga, kualitas sapinya tidak diragukan lagi,” paparnya.
Kusairi juga menyampaikan, kegiatan tersebut akan diadakan setiap tahun. Bahkan jika memungkinkan, bisa tiga bulan sekali. ”Sebagaimana yang disampaikan Bapak Bupati, warga harus mampu memenuhi kebutuhan daging sapi secara mandiri. Sebagai contoh, songkok yang sebelumnya diproduksi dari luar Pamekasan, kini sudah mampu diproduksi oleh warga Pamekasan sendiri,” ungkapnya.
Dia juga berharap kepada tim buser untuk dapat membantu dan memantau proses pembibitan sapi Madura. Terutama menyosialisasikan waktu yang tepat bagi sapi betina kawin. Persiapan matang harus dilakukan untuk memperoleh sapi berkualitas. Produksi sapi diharapkan bisa dilakukan secara terus-menerus dengan menggandeng dinas terkait, peternak, dan UTM. Tidak hanya di Papabaru, tapi juga seluruh di Kabupaten Pamekasan.
”Manusia harus sehat dengan mengonsumsi daging sapi Madura. Karena itu, bupati Pamekasan meminta data jumlah masyarakat dan konsumsi daging sapi dari dinas ketahanan pangan dan peternakan,” ulasnya.
Secara khusus, sambung Kusairi, bupati Pamekasan berharap dinas terkait ke depan dapat menggandeng universitas dalam pengembangan sapi Madura. Dia juga berterima kasih karena dinas terkait tidak hanya berupaya melakukan pemenuhan daging sapi. Namun, komitmen menjadikan Pamekasan sebagai kawasan wisata budaya dengan melibatkan peternak dalam kontes atau festival. ”Misalnya wisata budaya sapi tacce’ dan sape sono’,” tegasnya.
Ditambahkan, Pamekasan memiliki potensi untuk mengembangkan wisata sape sono’ dan dapat diakui sebagai wisata autentik Madura. ”Pamekasan melalui wilayah Papabaru menawarkan wisata budaya. Karena itu, yang ditonjolkan adalah event sape sono’. Event itu yang mendukung event maupun wisata lainnya,” tandasnya