Daerah  

Penuh Talenta, Desainer Cilik Asal Pamekasan Tampil di International Kids Fashion Festive Wakili Madura

Naura Salsabila Rahmansyah, desainer cilik asal Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur saat tampil di acara 'International Kids Fashion Festive' di Main Atrium Grand City Mall Surabaya.

RETORIK.ID, Pamekasan – Naura Salsabila Rahmansyah, desainer cilik asal Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, turut memeriahkan ‘International Kids Fashion Festive’ di Main Atrium Grand City Mall Surabaya.

Fashion show yang digelar sedari Jumat, 22 Juli 2022 hingga Minggu, 24 Juli 2022 ini juga dimeriahkan oleh ratusan desainer kondang se-Indonesia.

Naura Salsabila Rahmansyah menjadi satu-satunya desainer yang memeriahkan acara fashion show tersebut.

Yenny Melinda, Ibunda Naura mengatakan, dalam acara fashion show itu anaknya tampil tiga kali dengan menampilkan jenis busana fashion berbeda.

Di antaranya Flawless Glow, Office Look, Korean Style dan Boba Sales.

Di antara busana fashion itu, Naura juga memakai bahan dasar batik tulis Pamekasan yang dibuat menjadi gaun pesta.

“Anak saya paling kecil yang tampil di acara fashion itu. Begitu anak saya tampil, penonton langsung tepuk tangan, karena paling kecil dan paling muda. Soalnya desainer lainnya dewasa semua,” kata Yenny Melinda, Kamis (28/7/2022).

Pada acara fashion tersebut, desainer cilik yang baru duduk di bangku kelas 4 SD itu juga menampilkan empat busana baru.

Menurut Yenny, sekitar dua bulan anaknya merancang empat busana baru tersebut. Bahkan dalam acara fashion itu, Naura juga berkolaborasi dengan desainer asal Kota Malang, Boy Barja.

“Shownya itu kayak dance di atas panggung dan lompat-lompat jalannya,” ujar Yenny.

Ada sekitar 28 model yang memakai busana buatan Naura pada acara fashion tersebut, diantaranya dipakai oleh anak-anak, remaja, dan dewasa.

“Selama show dua hari itu Naura banyak dipakai desainer lain. Di hari pertama itu dipakai 5 desainer, dan hari keduanya dipakai 10 desainer,” ungkap Yenny.

Yenny tak pernah mengekang anaknya bergelut di dunia fashion.

Kata dia, selama yang dilakukan anaknya positif, ia akan selalu mendukung.

“Karena anak saya mengeluarkan desain busananya sendiri. Alhamdulillah ya banyak yang mengakui busana karya anak saya hasilnya bagus dan bisa bersaing,” syukurnya.

Pengakuan Yenny, dalam keseharian anaknya saat mendesain busana bergantung situasi emosional.

Bahkan, anaknya pernah membuat desain empat busana dalam sehari.

Itu terjadi saat diajak kolaborasi oleh desainer kondang asal Malang.

“Naura biasanya kalau belajar desain baju itu lihat di YouTube, Pinterest, dan lihat tren fashion di Instagram,” papar Yenny.

Penuturan Yenny, anaknya meski sering membuat desain busana fashion modern tidak pernah melupakan lokalitas.

Beberapa karya anaknya juga ada yang memakai bahan dasar batik tulis Pamekasan untuk dijadikan busana fashion.

“Namun bergantung acaranya juga, tidak semua acara fashion yang diikuti Naura memakai kain batik tulis Pamekasan,” jelas Yenny.

Bahkan pada acara International Kids Fashion Festive itu, Naura juga diberikan tenan khusus oleh panitia penyelenggara agar bisa memasarkan kain batik tulis Pamekasan.

Pada pagelaran fashion itu, Naura juga membawa pengrajin batik tulis Pamekasan agar bisa berjualan di tempat acara tersebut.

“Show fashion ini se Indonesia. Ada puluhan desainer senior yang ikut dan 300 desainer anak-anak,” tuturnya.

Menurut Yenny, anaknya selalu mendiskusikan kepada dia bila selesai mendesain busana fashion.

Ia menjadi ibu yang selalu memberikan saran dan solusi mengenai rancangan busana fashion yang dibuat oleh Naura.

“Naura ini anaknya tanggap dan peka kemajuan, karena bisa mengikuti tren fashion yang kekinian,” kata Yenny.

Seingat Yenny, anaknya mulai menggeluti dunia modeling sejak usia 7 tahun.

Namun memasuki usia 8 tahun, anaknya mulai mencoba menggeluti dunia desain busana fashion.

Hingga saat ini ada sekitar 11 busana fashion buatan Naura yang telah ditampilkan di berbagai acara fashion show baik tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.

“Dari puluhan busana buatan anak saya itu sudah banyak yang dibeli orang lain dan desainer lain. Waktu show baju yang ditampilkan anak saya langsung laku 3 di lokasi acara,” ungkap Yenny.

Tak hanya itu, Naura dalam kesehariannya juga menjual baju Ready To Wear lewat toko online.

Harga baju tersebut mulai dari Rp 125 ribu sampai Rp 1 juta rupiah.

Bahkan saat fashion show di Main Atrium Grand City Mall Surabaya, busana batik pesta buatan Naura laku seharga Rp 1 juta rupiah.

Lain dari itu, busana fashion buatan Naura juga ada yang disewa oleh Putri Cilik Indonesia yang kabarnya akan dipakai di acara fashion show Mr Teen.

“Sebenarnya Naura tidak menyewakan busananya, cuma karena ada yang suka dan bilang mau menyewa itu akhirnya dikasih untuk disewa,” jelas Yenny.

Yenny berkomitmen tidak pernah memaksakan anaknya untuk menjadi seseorang yang sukses di bidang profesi elit, seperti dokter mau pun PNS.

Bagi dia bila profesi yang digeluti anaknya kini sudah nyaman dan positif, pihaknya akan selalu mendukung.

“Rezeki itu bisa datang dari profesi apa saja, asal tekun,” urainya.

Lain dari hal itu, saat Naura tampil di acara International Kids Fashion Festive sempat diwawancarai desainer asal Jakarta.

Bahkan dijanjikan akan dikenalkan ke grup fashion Ivan Gunawan.

“Kata desainer itu siapa tahu nanti bisa disponsori dan bisa ikut ke Jakarta. Pengin bawa Naura ke sana. Ya gara-gara shownya yang dua hari ini,” tutupnya.

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *