RETORIK.ID, Pamekasan – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam memamerkan sarung tenun produksi warganya yang telah mengikuti program wirausaha baru (WUB) saat menerima kunjungan pegadaian syari’ah, Kamis (13/10/2022) sore.
Dalam kunjungan tersebut dikomandani langsung oleh Ketua Dewan Pengawas Pegadaian Syari’ah Pusat KH. Cholil Nafis bersma Pimpinan Wilayah Jawa Timur, Pimpinan Madura, dan rombongan dari Pegadaian Syari’ah Kabupaten Pamekasan.
Ketua Dewan Pengawas Pegadaian Syari’ah Pusat, KH. Cholil Nafis memuji kepemimpinan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, termasuk memuji kepribadiannya, mulai wajah yang ganteng, intertainment, serta kharakteristik yang belum dimiliki oleh pimpinan daerah lainnya di Madura.
“Pak bupati ini intertainment sekali, hal hal seperti ini penting sekali di zaman ini,” ujar Pengasuh Pesantren Cendikia Amanah, Jakarta tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menjelaskan, pihaknya bersilaturrahim dengan Bupati Pamekasan dan jajarannya dalam rangka menjalin kerja sama program antara pemerintah kabupaten (pemkab) dengan pegadaian syari’ah. Sebab, banyak sekali program pegadaian berkebaruan yang perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
“Di Pegadaian Syari’ah sekarang juga ada KUR (kredit usaha rakyat), anggarannya sebesar Rp 5,5 triliun untuk tahun ini. Kita juga punya tabungan emas, dan lain-lain,” ungkapnya.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengapresiasi program pegadaian syari’ah, sebab banyak sekali program yang dapat bekerja sama dengan program pemkab, salah satunya program sapu tangan biru (sepuluh ribu pengusaha baru) atau program wirausaha baru melalui strategi desa tematik yang telah berjalan dengan baik.
Program sapu tangan biru memberikan pelatihan usaha gratis kepada masyarakat, memberikan modal dengan bunga satu persen, memberikan bantuan alat yang dananya bersumber dari corporate social responsibility (CSR) dan fasilitasi pemasaran.
“Nah, pegadaian syari’ah misalnya memiliki usaha binaan di desa-desa, silahkan. Karena tujuannya sama untuk kesejahteraan masyarakat, atau kerja sama lainnya,” terangnya.
Bupati dengan sederet prestasi ini kemudian memperlihatkan sarung tenun produksi warga Pamekasan yang telah mengikuti pelatihan usaha tersebut. Karena menurutnya, Pamekasan harus mampu melihat pasar, tidak selalu menjadi pasar besar dari produk luar.
“Ini sarung hasil produksi kita, kami ingin perputaran uang masyarakat terjadi di Pamekasan, sehingga masyarakat sejahtera, ekonomi tumbuh dari bawah, merata dan berkeadilan melalui desa strategi desa tematik tersebut,” pungkasnya.